Selasa, 22 Juli 2014

ini judul

 Rindu bersandar pada titik gila yang disebut ruang waktu, saat semua kembali seperti pertama bertemu, ku harap aku lupa bahwa kau adalah dia.


* perasaan sentimentil yang memacu adrenalin.


فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

Terima kasih kepada keterpurukan, patah hati dan pengabaian, yang begitu banyak berjasa dalam pencapaian..

“Ketika hewan terakhir telah kita bunuh, sungai terakhir telah kita keringkan, pohon terakhir telah kita tebang, baru kita akan sadar bahwa uang tidak bisa dimakan.”

Kegiatan dangkal penuh pencitraan yang cuma buat ajang cari pengalaman (nah kenapa gua yang sirik -___-)

Saya sangat bersyukur diberikan nikmat kesempatan belajar kepada para ‘alim yang tak hanya berwawasan keilmuan yang luas dan dalam tapi juga mempunyai hikmah kebijaksanaan yang patut diteladani.

Pemaknaan hati secara simbolis di era kontemporer semakin menyempit pada emosi yang bersifat romantik. Lambang hati/❤ – diartikan cinta, suka, sayang, senang, dll. Tentu saja ❤ bukan hanya terbatas ditujukan pada lawan jenis. ❤ juga dapat digunakan untuk kota, bangsa, agama, korporasi, dan lain-lain, meskipun sebagian besar hanyalah ikon wisata (contoh: I ❤ Jogja, I ❤ Toba, I ❤ NY, dll).

Hari berganti dan hidup terus berjalan. Satu persatu teman pergi meninggalkan. Meninggalkan kampus, meninggalkan Semarang, meninggalkan keperjakaan. Kali ini giliran Firman a.k.a Dengkeh yang meninggalkan teman-temannya yang lajang dan nista untuk lebih dahulu berdiri di pelaminan.

Dan dengan apa yang dia alami sekarang, Si X akan lebih mengerti dan sadar bahwa wanita bukan hanya terdiri dari kulit, wajah dan dada namun juga hati, hati yang sama dengan hati miliknya yang sekarang patah, dan oleh karena itu si X akan memaknai arti pentingnya mencintai, mencintai lebih dari sekedar kulit, wajah dan dada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar